Cerita Batu Menangis, Penyesalan Seorang Anak Yang Tak Mengakui Ibunya

 

Mayoritas anak anak sangat menyukai suguhan cerita fabel maupun cerita dongeng lainnya dengan suguhan judul yang menarik untuk dibaca. Salah satu kisah yang populer yakni cerita batu menangis yang berasal dari Kalimantan Barat. Jika anda belum tahu seputar kisah ini, simak ulasan singkat dari cerita rakyat batu menangis berikut.

Bagaimana Legenda Batu Menangis?

Dalam ceritanya, legenda batu menangis ini menceritakan seorang janda miskin dan juga anak perempuannya bernama Darmi yang tinggal di sebuah pedesaan di Kalimantan Barat. Meskipun gadis ini memiliki paras yang terbilang cantik, tetapi sifat yang dimiliki Darmi sangat tidak patut untuk dicontoh.

Karena Darmi sangat membanggakan paras kecantikannya, ia meminta sang ibu untuk membelikan beberapa alat kecantikan yang ia minta. Tapi karena ibunya tidak mengetahui alat yang dimaksud oleh Darmi, sang ibu pun meminta anaknya untuk turut serta ikut ke pasar bersama dengannya.

Saat perjalanan menuju ke pasar, tidak disangka bahwa banyak mata yang terpesona dengan kecantikan Darmi. Hingga pada akhirnya ada seorang yang bertanya pada Darmi mengenai sosok yang berada di belakangnya. Tidak disangka Darmi justru mengatakan bahwa wanita itu adalah pembantunya, padahal wanita tersebut merupakan ibu kandungnya.

Mendengar Darmi berkata seperti itu, tentu saja membuat sang ibu sakit hati. Tetapi ia hanya bisa menahan diri dan menangis di dalam hati karena kecewa mendengar perkataan menyakitkan dari anaknya. Sang ibu pun langsung berdoa kepada Tuhan agar menghukum Darmi karena telah durhaka kepadanya.

Selepas sang ibu berdoa tiba tiba langit menjadi mendung dan gelap. Petir pun mulai menyambar disertai dengan guyuran hujan. Perlahan lahan tubuh Darmi yang awalnya seperti manusia biasa, seketika berubah menjadi batu. Mulai dari kakinya, hingga mencapai setengah badan Darmi.

Gadis itu lalu menangis dan memohon ampun kepada ibunya karena merasa ketakutan. Darmi juga mengucap maaf dan meminta tolong kepada sang ibu untuk segera memaafkan dirinya. Namun semuanya terlambat dan doa yang dilontarkan oleh sang ibu sudah tidak dapat dihindari lagi.

Darmi terus menangis dan menyesali perbuatannya. Bahkan sesaat sebelum kepala gadis itu berubah menjadi batu, sang ibu masih melihat ada air mata yang keluar. Masyarakat yang berada di sekitar tempat kejadian menyaksikan peristiwa tersebut dengan seksama. Dimana seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu.

Sekalipun Darmi sudah menjadi batu, tetapi masih terlihat di kedua matanya masih menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Maka dari itu, masyarakat setempat menyebutnya dengan batu menangis. Menurut cerita yang beredar, hingga saat ini batu menangis pun masih ada di desa tersebut.

Pesan Moral Yang Dapat Diambil

Pesan berharga yang dapat diambil dari cerita rakyat yang melegenda ini, yaitu selalu hormati dan juga sayangi kedua orang tua yang telah membesarkan kita. Sebab kesuksesan dan juga kebahagiaan anak akan sangat bergantung dari doa kedua orang tua yang selalu diucapkan setiap harinya.

Cerita batu menangis yang banyak didapatkan dari buku cerita anak ini juga mengajari kita untuk selalu berbuat sopan pada orang tua, baik itu ayah ataupun ibu. Ditambahkan lagi dalam menerapkan sikap kesopanan dan hormat, kita harus selalu bersedia untuk membantu meringankan beban orang tua.

Demikian ulasan singkat seputar cerita rakyat batu menangis dan juga pesan moral terkait. Moral yang didapat adalah menjaga hubungan baik antar anak dengan orang tua yang harus selalu dilakukan. Dengan cerita ini, diharapkan si kecil bisa menjadi anak yang berbakti dan menyayangi kedua orang tuanya.